Menu Atas

Iklan

Iklan- Scroll ke bawah untuk melanjutkan

,

Kerukunan Ummat Beragama Nyata di Kupang NTT ; Catatan dari Tanwir Muhammadiyah

Jumat, 12/06/2024 WIB Last Updated 2024-12-07T02:54:03Z
Kerukunan Ummat Beragama Nyata di Kupang NTT ; Catatan dari Tanwir Muhammadiyah

Oleh : Dr H Taqwaddin, SH, SE, MS.
Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Aceh

OPINI, INVIEW.ID - Bagi saya catatan ini akan penting walaupun catatan ini bukan tentang Tanwir, bukan tentang pidato Presiden ataupun tentang pidato Ketua Umum ataupun pidato para menteri yang hebat-hebat. Bukan tentang itu. Tetapi cerita saya ini tentang pelayanan panitia pendukung yang sebagian besarnya adalah beragama kristen. 

Dari pelayanan yang optimal ini, saya menarik asumsi hipotesis bahwa fakta kerukunan ummat beragama di Kupang adalah nyata.

Kami dari Aceh empat orang yang menghadiri acara Tanwir Muhammadiyah di Kupang NTT, yaitu seorang Ketua, seorang Sekretaris, dan dua orang Wakil Ketua Pimpinan Wilayah (PWM), termasuk saya.

Perlu saya tambahkan bahwa Tanwir adalah pertemuan penting kedua dalam organisasi Muhammadiyah setelah Muktamar. Saya katakan penting karena dalam pertemuan ini akan menghasilkan arah kebijakan organisasi baik untuk internal maupun eksternal. 

Tanwir kali ini menghasilkan Strategi Muhammadiyah Memakmurkan bagi semua, melahirkan rekomendasi-rekomendasi dari Muhammadiyah untuk Pemerintah atau pemangku kebijakan publik, dan juga melahirkan revisi terhadap Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) yang akan diderivasi pada revisi serangkaian peraturan, pedoman, dan panduan dalam organisasi Muhammadiyah. 

Saat tiba di Eltari Airport Kupang, yang mungkin ukurannya sebesar Sultan Iskandar Muda Airport di Aceh Besar, kami dijemput langsung oleh panitia pendukung Tanwir. Mereka adalah para mahasiswa mahasiswi Universitas Muhammadiyah Kupang (UMK). Hujan lebat sekali waktu kami tiba. 

Adik-adik mahasiswa dengan jas merah maron pakaian kehebatan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) dengan sigapnya menyambut dan mengalungi kami dengan kain khas Timor satu persatu. Dengan penuh keramahan kami diantar ke mobil Hi Ace yang sudah terparkir tidak jauh dari pintu keluar bandara.

Sesampainya di Hotel Harper Kupang kami pun disambut lagi oleh para mahasiswa IMM. Dengan ramah dan santun mereka mempersilakan kami berkenan antri diperiksa Paspampres. "Mohon berkenan antri sebentar iya ayahanda. Ini prosedur paspampres karena Presiden Prabowo juga nginap disini", ujar gadis hitam manis berhidung mancung, wajah khas orang Timor.

Kami diinapkan di Hotel Harper. Hotenya masih baru, luas dan pelayanan pihak hotel yang hospitality. Kayaknya, hotel ini bintang empat atau malah bintang lima. 

Saya dan Pak Ichwanul Fitri langsung masuk kamar untuk ganti baju, tanpa sempat mandi. Lalu, buru-buru kami turun lagi dan bergabung untuk gala dinner bersama Ketua Umum Muhammadiyah dan Pimpinan Pusat Muhammadiyah lainnya, termasuk Sekretatis Umum PP Muhammadiyah, Prof A Mukti, yang juga sebagai Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia.

Besoknya (4/12/2024), turun dari lantai 6 Hotel Harper kami disambut lagi dengan ramah oleh para mahasiswi UMK yang berjaket maron. Sapaan, "silakan ayahanda, bus-nya sudah menunggu. Masing-masing kami dipayungi satu persatu hingga ke pintu bus. 

Tiba di pintu gerbang Kampus Universitas Muhammadiyah Kupang (UMK) kami disambut barisan KOKAM yang sigap bagaikan pasukan RPKAD. Semua mereka memberi tabik dengan gerakan hormat. Terkenang saya ke tiga puluh lalu (2002 - 2004), saat saya sebagai Ketua Pemuda Muhammadiyah Wilayah Aceh, yang ex officio sebagai Komandan KOKAM (Komando Kesiapsiagaan Angkat Muda Muhammadiyah).

Lagi-lagi kami diperiksa oleh Paspampres dengan detentor dan semua tas harus dibuka. "Maklum ayah, kita ini ada kedatangan Presiden. Jadi harap maklum iya", ujar Josep, Mhs PGSD, yang juga Anggota KOKAM. Mendengar panggilan ayah, saya senang dan senyum sumringah. Dalam hati saya, tahu dimana dia memanggil kami "ayah". Ini panggilan yang sangat disukai oleh para pimpinan Muhammadiyah. 

Dalam sambutan Pj Gubernur NTT, disampaikan bahwa Islam adalah minoritas di NTT. Tapi bapak/Ibu jangan kuatir. Toleransi ummat beragama disini sangat baik. Muslim disini hanya 20-an persen, tapi kami hidup rukun dan damai disini. Kampus UMK ini misalnya, mahasiswanya sebagian besar adalah non muslim, yaitu sekitar 80% yang Kristen, baik Katolik maupun Protestan. Jadi nanti bapak ibu dari seluruh Indonesia harap maklum dilayani oleh adik-adik mahasiswa yang Kristen.

Acara tiga hari di Kupang sangat berkesan. Dua malam berturut-turut kami makan nasi ikan bakar dengan kuah asam pedas di Pasar Solor. Ikannya segar, kuah asemnya maknyuz, dan harganya murah. Kami makan berempat dengan ikan gondopila, sejenis ikan kakap merah tetapi rasanya lebih manis, plus kuah asam pedas bayarnya hanya Rp170.000. Pelayanan para penjualnya pun sangat ramah dan komunikatif. 

Setelah makan, Pak Darius, yang Kristen taat, mengajak kami jalan-jalan keliling kota hingga kami nongkrong di Benteng Mercusuar sambil makan pisang bakar plus kacang dan manisan. Enak tenan. Pak Darius ini teman baik saya. Beliau sudah dua periode sebagai Kepala Ombudsman RI Perwakikan NTT. 

Beliau dikenal luas di kalangan Pemerintahan NTT. Pak Darius, sangat toleran dengan kawannya yang muslim dan dengan ummat Islam lainnya. Pada pribadi Pak Darius saya menemukan kerukunan antar ummat beragama yang nyata. Teruslah berbuat kebajikan (fastabiqul khairat) Pak Darius.

 Kami sempat menunaikan Shalat Magrib di Mesjid Raya Kupang. Untuk ukuran penduduk minoritas, ukuran masjid tersebut sudah lumayan luas. Tetapi area parkirnya agak sempit. Tidak seperti masjid-masjid di kampung kami. Setelah maghrib kami bertemu dengan seseorang jamaah yang asik iktikaf menunggu isya. Saya menegur dan memulai pembicaraan. Ternyata beliau adalah seorang muallaf yang baru saja sebulan lalu mendapat hidayah. 

Acara penutupan Tanwir benar-benar meriah. Gebyar yang didukung paduan suara oleh UMK menjadikan lagu Sang Surya yang lazimnya kami nyanyian dalam tempo sedang, dibawa mereka agak cepat, ngebeat dan lebih asik. Ketua Umum Muhammadiyah sampai memuji berkali-kali atas paduan suara ini yang sejak hari pertama telah mencuri perhatian publik karena ketrampilan dirijennya yang memukau. 

Acara ditutup dengan meriah sekali. Kami semua tak bisa menyembunyikan kegembiraan. Tak terkecuali Pak Menteri Pendidikan, Prof Mukti, yang juga larut gembira atas suksesnya Acara Tanwir Muhammadiyah di Kupang NTT. 

Kegembiraan peserta semakin bertambah karena tadi pagi panitia transportasi masih bertugas. Jam 4.30 pagi mereka mengantarkan kami ke Eltari Airport Kupang.

Ikuti Kami di Google News