Penulis : Leily Tsaniyah Mahasiswa Universitas Malikussaleh
OPINI, INVIEW.ID - Dampak victim blaming terhadap kesehatan mental mahasiswa di Universitas Malikussaleh
(Aceh Utara) sangat signifikan dan dapat berakibat buruk bagi kesejahteraan psikologis mereka. Victim
blaming merujuk pada sikap menyalahkan korban atas kejadian yang menimpa mereka, yang sering
kali terjadi dalam konteks kekerasan seksual dan kekerasan berbasis gender.
Victim blaming di lingkungan kampus merupakan masalah serius yang seringkali terjadi ketika
korban pelecehan atau kekerasan seksual disalahkan atas apa yang mereka alami. Misalnya, mereka
dituduh "memancing" kejadian tersebut karena cara berpakaian, sikap, atau pilihan tempat dan waktu.
Hal ini bisa memperburuk trauma korban dan membuat mereka enggan untuk melapor atau mencari
bantuan. Di sisi lain, victim blaming juga menandakan bahwa ada kurangnya pemahaman tentang
kekerasan seksual dan hak-hak korban.
Penting bagi kampus untuk melakukan edukasi dan sosialisasi yang tepat mengenai pelecehan
seksual serta memastikan ada mekanisme yang aman bagi korban untuk melapor dan mendapatkan
dukungan. Penting juga untuk mengubah budaya kampus yang mengedepankan empati dan dukungan
terhadap korban, serta mendorong lingkungan yang mempromosikan kesetaraan dan keadilan. Hal ini
bisa dilakukan melalui pelatihan tentang kesadaran gender, kerja sama dengan organisasi yang peduli
pada isu ini, serta pembuatan kebijakan yang berpihak pada korban.
Berikut adalah beberapa dampak utama dari victim blaming yang dapat mempengaruhi
kesehatan mental mahasiswa:
1. Rasa Malu dan Bersalah
Mahasiswa yang menjadi korban sering kali merasa malu dan bersalah atas kejadian yang menimpa
mereka. Mereka mungkin berpikir bahwa mereka sendiri yang menyebabkan atau berkontribusi pada
situasi tersebut, yang dapat menyebabkan perasaan rendah diri dan ketidakberdayaan
2. Kecemasan Berlebih
Victim blaming dapat menyebabkan kecemasan yang berlebihan. Korban mungkin merasa tertekan dan
takut untuk bersosialisasi, sehingga mengganggu interaksi sosial mereka dan memperburuk kondisi
kesehatan mental, Ketidakpastian mengenai reaksi orang lain terhadap pengalaman mereka dapat
memperburuk kecemasan ini.
3. Penurunan Harga Diri
Dampak lain dari victim blaming adalah penurunan harga diri. Mahasiswa yang mengalami stigma
akibat victim blaming sering kali merasa tidak berharga, yang dapat mengakibatkan hilangnya rasa
percaya diri dan motivasi untuk berpartisipasi dalam kegiatan sosial atau akademik.
4. Isolasi Sosial
Korban victim blaming cenderung menarik diri dari lingkungan sosial. Mereka mungkin menghindari
interaksi dengan teman-teman atau rekan-rekan karena takut akan penilaian negatif, yang dapat
memperburuk perasaan kesepian dan isolasi.
5. Hambatan dalam Pemulihan
Victim blaming juga dapat menghambat proses pemulihan korban. Ketika korban merasa tidak
didukung oleh lingkungan sekitar, mereka mungkin enggan untuk mencari bantuan atau melaporkan
kasus yang dialami, sehingga memperpanjang trauma yang dialami.
Kesimpulan
Dampak victim blaming sangat merugikan bagi kesehatan mental mahasiswa di Universitas
Malikussaleh. Penting bagi lingkungan kampus untuk meningkatkan kesadaran tentang isu ini dan
menciptakan ruang aman bagi korban agar mereka merasa didukung dan tidak tertekan oleh stigman egatif.