Menu Atas

Iklan

Iklan- Scroll ke bawah untuk melanjutkan

,

Dampak Victim Blaming Terhadap Kesehatan Mental Mahasiswa Korban Seksual Unimal

Selasa, 10/22/2024 WIB Last Updated 2024-10-26T18:28:37Z

Penulis : Leily Tsaniyah Mahasiswa Universitas Malikussaleh 

OPINI, INVIEW.ID - Dampak victim blaming terhadap kesehatan mental mahasiswa di Universitas Malikussaleh

(Aceh Utara) sangat signifikan dan dapat berakibat buruk bagi kesejahteraan psikologis mereka. Victim

blaming merujuk pada sikap menyalahkan korban atas kejadian yang menimpa mereka, yang sering

kali terjadi dalam konteks kekerasan seksual dan kekerasan berbasis gender.

Victim blaming di lingkungan kampus merupakan masalah serius yang seringkali terjadi ketika

korban pelecehan atau kekerasan seksual disalahkan atas apa yang mereka alami. Misalnya, mereka

dituduh "memancing" kejadian tersebut karena cara berpakaian, sikap, atau pilihan tempat dan waktu.

Hal ini bisa memperburuk trauma korban dan membuat mereka enggan untuk melapor atau mencari

bantuan. Di sisi lain, victim blaming juga menandakan bahwa ada kurangnya pemahaman tentang

kekerasan seksual dan hak-hak korban.

Penting bagi kampus untuk melakukan edukasi dan sosialisasi yang tepat mengenai pelecehan

seksual serta memastikan ada mekanisme yang aman bagi korban untuk melapor dan mendapatkan

dukungan. Penting juga untuk mengubah budaya kampus yang mengedepankan empati dan dukungan

terhadap korban, serta mendorong lingkungan yang mempromosikan kesetaraan dan keadilan. Hal ini

bisa dilakukan melalui pelatihan tentang kesadaran gender, kerja sama dengan organisasi yang peduli

pada isu ini, serta pembuatan kebijakan yang berpihak pada korban.

Berikut adalah beberapa dampak utama dari victim blaming yang dapat mempengaruhi

kesehatan mental mahasiswa:

1. Rasa Malu dan Bersalah

Mahasiswa yang menjadi korban sering kali merasa malu dan bersalah atas kejadian yang menimpa

mereka. Mereka mungkin berpikir bahwa mereka sendiri yang menyebabkan atau berkontribusi pada

situasi tersebut, yang dapat menyebabkan perasaan rendah diri dan ketidakberdayaan

2. Kecemasan Berlebih

Victim blaming dapat menyebabkan kecemasan yang berlebihan. Korban mungkin merasa tertekan dan

takut untuk bersosialisasi, sehingga mengganggu interaksi sosial mereka dan memperburuk kondisi

kesehatan mental, Ketidakpastian mengenai reaksi orang lain terhadap pengalaman mereka dapat

memperburuk kecemasan ini.

3. Penurunan Harga Diri

Dampak lain dari victim blaming adalah penurunan harga diri. Mahasiswa yang mengalami stigma

akibat victim blaming sering kali merasa tidak berharga, yang dapat mengakibatkan hilangnya rasa

percaya diri dan motivasi untuk berpartisipasi dalam kegiatan sosial atau akademik.

4. Isolasi Sosial

Korban victim blaming cenderung menarik diri dari lingkungan sosial. Mereka mungkin menghindari

interaksi dengan teman-teman atau rekan-rekan karena takut akan penilaian negatif, yang dapat

memperburuk perasaan kesepian dan isolasi.

5. Hambatan dalam Pemulihan

Victim blaming juga dapat menghambat proses pemulihan korban. Ketika korban merasa tidak

didukung oleh lingkungan sekitar, mereka mungkin enggan untuk mencari bantuan atau melaporkan

kasus yang dialami, sehingga memperpanjang trauma yang dialami.

Kesimpulan

Dampak victim blaming sangat merugikan bagi kesehatan mental mahasiswa di Universitas

Malikussaleh. Penting bagi lingkungan kampus untuk meningkatkan kesadaran tentang isu ini dan

menciptakan ruang aman bagi korban agar mereka merasa didukung dan tidak tertekan oleh stigman egatif.

Ikuti Kami di Google News