Notification

×

Iklan ok

Dek-Fadh Ungkap Alasan Beraninya Mencalonkan Diri Sebagai Wakil Gubernur Aceh Di Usia Muda.

| September 28, 2024 WIB
Dek-Fadh ungkap alasan beraninya mencalonkan diri sebagai Wakil Gubernur Aceh di usia muda.

RUMAH PILKADA, INVIEW.ID - Dek-Fadh, panggilan diri-nya oleh masyarakat Aceh. Jelas pria bernama lengkap H. Fadhlullah, SE tersebut kepada awak media, Selasa (17/9/2024). Lahir di Gampong Simpang, Pidie 1981. Pria berumur 43 tahun tersebut menjadi pembicaraan publik setelah diri-nya resmi mendaftar sebagai Calon Wakil Gubernur Aceh berpasangan dengan H. Muzakir Manaf pada 29 Agustus lalu. 

Pasangan tersebut diusung oleh koalisi gemuk dengan jumlah 51 kursi dari total 81 kursi di parlemen Aceh. Tentunya ini modal yang sangat besar untuk bertarung di Pilkada Aceh 2024 mendatang.

Alasan dipanggil Dek-Fadh hingga awal terjun ke politik Dia sempat menjelaskan kenapa dirinya dipanggil Dek-Fadh. Menurut-nya, panggilan tersebut berawal dari masa perjuangan dulu di GAM. Faktor umur termuda di kalangan pejuang Aceh Merdeka adalah penyebab sosok Fadhlulah diberi lakap Dek-Fadh. 

Ejaan "Dek-" berasal dari bahasa Aceh, yang jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia memiliki makna "Adik". Nama tersebut masih melekat pada dirinya sampai saat ini. Dan menarik-nya dirinya tidak merasa direndahkan ketika dipanggil seseorang dengan panggilan tersebut, bahkan sampai anak-anak pun memanggil-nya begitu.

Sebagai Politisi Muda, lulusan Dayah Jemala Amal tersebut tergolong sangat komunikatif dengan siapapun. Sosok-nya yang terbuka di ruang-ruang diskusi serta tidak anti terhadap masukan, telah menjadikan-nya figur yang berani tampil. 

Di sisi lain, sebagai mantan kombatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dan pernah menjabat sebagai Panglima Operasi Wilayah Pidie, ia mempunyai karir politik yang cemerlang. Hal tersebut dibuktikan-nya secara berturut-turut terpilih sebagai Anggota DPR-RI selama dua periode.

Karir politik-nya dimulai sejak tahun 2005 ketika dia bergabung di Partai Aceh Kabupaten Pidie. Hampir semua kombatan GAM ketika itu bergabung dengan Partai Aceh dengan tujuan melanjutkan perjuangan mereka. Yang dulunya berjuang secara gerilya di hutan belantara Aceh berubah menjadi perjuangan politik pasca penandatanganan MoU Helsinki di Swedia tahun 2005.

Menjelang pemilu 2014 saat Partai Aceh berkoalisi dengan Partai Gerindra. Dengan keterbatasan-nya yang hanya bisa berjuang hingga parlemen Aceh. Partai Aceh mengambil langkah bekerja sama dengan Partai Nasional agar perjuangan mereka bisa tembus sampai di Nasional. 

Hal tersebut di sambut baik oleh Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, dan memberikan kesempatan bagi kader-kader Partai Aceh untuk melanjutkan perjuangan di parlemen nasional untuk memperjuangkan nasib Aceh. 

Kerja keras kedua pihak tersebut membuahkan hasil, sukses mengantarkan 2 kader terbaik Partai Aceh ke senayan. Dan salah satu kader terbaik itu merupakan H. Fadhlulah, SE yang kini di percaya Prabowo Subianto sebagai Ketua DPW Partai Gerindra Provinsi Aceh.


Dek-Fadh muda sempat terhenti sekolah dan ikut memperjuangkan nasib Aceh, Setelah lulus Sekolah Dasar di SD Negeri Aron Glumpang Tiga, dia sempat menjadi santri di Dayah Jeumala Amal. Tahun 1996, Dek-Fadh muda mulai paham dengan kondisi Rakyat Aceh yang dalam keterpurukan. 

Dia ikut melihat ada kesenjangan ekonomi, kemiskinan dan ketidak-adilan pemerintah pusat terhadap Aceh hingga memutuskan untuk ikut angkat senjata.

Kala itu dirinya hanya lulus sekolah menengah pertama rela mengorbankan pendidikan dan memilih pahit-nya angkat senjata mengelilingi hutan belantara Aceh. Perjuangan tersebut berakhir pada tahun 2005 dan Dek-Fadh muda sempat menjadi Panglima Operasi Gerakan Aceh Merdeka Wilayah Pidie yang bertugas mengatur pasukan pejuang kemerdekaan Aceh wilayah tersebut.

Kondisi damai tidak di sia-siakan nya, 2006 dia melanjutkan pendidikan-nya di MA Darussa'dah dan mengejar ketertinggalan dari anak-anak sebaya-nya hingga lulus Sarjana Ekonomi di STIM Banda Aceh. Tak cukup pendidikan formal, dirinya juga pernah ikut pendidikan di Lemhannas tahun 2014 dan 2019.

Jadi wakil Mualem, Ingin perjuangkan nasib pemuda Aceh. Bagi Fadhlullah, persoalan umur tidak pernah jadi alasan bagi-nya untuk melangkah apalagi berjuang untuk kemaslahatan ummat. 

Hal itu sudah di buktikan-nya sebagaimana jelas-nya diatas. Kini lagi-lagi di buktikan-nya dengan membulatkan keputusan untuk mendampingi Mualem di Pilkada mendatang. Bagi dia, Aceh butuh sosok pemimpin Strong leader. 

Itu jelas-nya ada pada sosok H. Muzakir Manaf dengan latar belakang dan sepak terjang beliau dulu-hingga sekarang itu sudah sudah membuktikan beliau konsisten untuk rakyat Aceh.

Dek-fadh yang pernah memimpin beberapa organisasi pemuda paham betul kondisi pemuda. Mereka butuh ruang berekspresi agar tidak ketinggalan zaman. Dan padang-nya ruang tersebut masih terbatas di Aceh, sehingga bagi mereka yang berlatar-belakang cukup finansial lebih memilih berkarir di luar. 

Begitu juga terkait lapangan kerja jelas-nya, di Aceh itu tidak ada. Dia ingin memperbaiki ruang tersebut untuk pemuda Aceh jelas mantan Ketua KNPI Pidie dan juga mantan Wakil Ketua KADINDA pidie itu.

Ikuti Kami di Google News

×
Berita Terbaru Update