Menu Atas

Iklan

Iklan- Scroll ke bawah untuk melanjutkan

,

Wujudkan Konsep Eco Living Coffe Shop Di Lingkungan Kampus Dengan Cara Pemilahan Dan Pengompasam

Kamis, 8/29/2024 WIB Last Updated 2024-08-29T12:09:31Z

INVIEW.ID BANDA ACEH 
- Kedai-kedai makanan dan minuman di lingkar kampus Universitas Syiah Kuala (USK) semakin menjamur karena semakin banyaknya jumlah mahasiswa, termasuk juga kedai kopi. Bagi warga Aceh, minum kopi identik dengan suasana ramah tamah, ajang silaturahmi, tempat rekreasi keluarga, berdiskusi tentang bisnis dan belajar, Kamis (29/8/2024)

Namun, kepedulian terhadap pengelolaan sampah kedai kopi belum dilaksanakan sepenuhnya oleh pelaku bisnis kedai. Berkaitan dengan isu lingkungan tercantum di dalam Target Sustainable Development Goals (SDGs) ke-12 dalam memastikan pola konsumsi dan produksi yang berkelanjutan pada poin 5 yang disebutkan bahwa pada tahun 2030, secara nyata setiap negara meminimalisir timbulan sampah melalui pencegahan, pengurangan, daur ulang dan penggunaan kembali.

Ketua Bank Sampah Unit Universitas Syiah Kuala (BSU USK) yaitu Ibu Ir. Rama Herawati., MP mengatakan bahwa kantin-kantin di kampus USK rata-rata sudah memiliki wadah pemilahan sampah organik dan an organik. Ada 4 pilar yang dipedomani BSU USK di antaranya adalah edukasi, pengelolaan, monitoring, dan evaluasi. 

Menurut beliau BSU USK bukan memungut sampah tapi lebih mengedukasi masyarakat dalam kesadaran untuk memperlakukan sampah sehingga dapat bernilai jual dan menjaga lingkungan.

Selama ini keda-kedai kopi di lingkar kampus belum memilah dan memperlakukan sampah kedainya berkonsep kepada eco living coffee shop. Konsep eco living coffee shop adalah kedai kopi yang menerapkan pada keberlanjutan dan ramah lingkungan seperti menggunakan material untuk minum dan makan yang dapat didaur ulang, adanya edukasi untuk pelanggan tentang eco living, dan sekurang-kurangnya sudah ada wadah pemilahan sampah. 

Konsep ini diterapkan dalam operasionalnya, kedai kopi ini akan berusaha meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan dan menjaga kelestarian alam.

Upaya untuk mewujudkan kedai di lingkar kampus menuju ke konsep eco living coffee shop maka dilaksanakan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat Berbasis Produk Teknologi Tepat Guna (PKMBP-TTG) di bawah Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) USK. 

Tim pengabdi USK dari Fakultas Teknik yang diketuai oleh Dr. Cut Nursaniah, ST, MT beranggotakan Ir. Nurisra, ST, MT dan Dr. Ir. Suhaeri, M. Eng, IPM serta tiga mahasiswa KKN Tematik yaitu Muammar Hasibuan, Syahrul Abrar dan Rayyan Jura Afani. Kegiatan ini melibatkan beberapa mitra yaitu Zakir Warkop dan Aceh House Kupi yang berlokasi di Lingkar Kampus USK serta BSU USK.

Ketua Pengabdi, Dr. Cut Nursaniah, ST, MT menyebutkan, mitra telah diberikan edukasi bagaimana memilah sampah yang benar sehingga nantinya sampah-sampah tersebut dapat dimanfaatkan kembali. Selain itu tim pengabdi telah memberikan TTG pemilah sampah dan bekerjasama dengan BSU USK dalam edukasi dan operasional pengangkutan sampah. 

Sampah yang telah terpilah pada kedai mitra akan ditimbang dan di olah kembali di BSU USK. Menurut Ketua BSU USK bahwa, sampah yang terkumpul tidak ditumpuk begitu saja namun harus ditimbang sehingga terdata yang kemudian dapat diproses selanjutnya, seperti ampas kopi langsung dapat diolah menjadi kompos. 

Data yang ada menunjukkan bahwa rata-rata setiap harinya sebanyak 18 Kg ampas kopi yang terkumpul dari kedua mitra.  

Pengelola Zakir Warkop, Mulyadi mengungkapkan bahwa dengan adanya kegiatan ini membuka wawasan pembisnis kopi terhadap kesadaran memelihara lingkungan dan berterimakasih atas sudah terpilihnya kedai kopi sebagai binaan USK dalam tahap mewujudkan eco living coffee shop. 

Begitu juga pemilik Aceh House Kupi yaitu Fahrul Akhwan, yang mengungkapkan bahwa tanpa edukasi dan pembinaan oleh BSU USK serta tim pengabdi, mungkin pemilahan sampah nyaris tidak akan pernah terwujud.

“Mudah-mudahan kegiatan pengabdian ini yang melibatkan pihak kampus dan pembisnis kopi serta masyarakat dapat mewujudkan konsep eco living coffee shop dan membuka peluang usaha untuk masyarakat serta dapat mewujudkan Target SDGs ke-12” pungkas ketua pengabdi.(**)

Ikuti Kami di Google News