Iskandar Nurdin, yang dipercaya sebagai Ketua ICMI Banda Aceh setelah vacum hampir sepuluh tahun didampingi oleh dr Nurkhalis dan dr Natalita sebagai Sekretaris dan Bendahara serta diperkuat oleh puluhan jajaran pengurus yang terdiri dari berbagai departemen dan devisi.
Selain diperkuat oleh jajaran majelis pengurus daerah, Iskandar Nurdin, Nurkhalis dan Natalita juga oleh belasan Dewan Pakar yang diketuai oleh Prof Jamaluddin dan belasan Dewan Penasihat yang diketuai oleh Prof Damanhuri, MA.
Taqwaddin dalam kata-kata pelantikan dan sambutannya menyampaikan bahwa keberadaan ICMI saat ini sedang mengalami tantangan yang lebih berat ketimbang masa kelahirannya.
Jika masa awal berdirinya, ICMI mengalami tantangan dari pihak non-muslim di lingkaran istana yang membuat Ummat Islam Indonesia terpingggirkan, tetapi sekarang persoalannya lebih dari itu.
Ummat Muslim Indonesia bukan hanya terpinggirkan dari elit kekuasaan pusat, tapi juga termarjinalkan dari kekuasaan sumber daya alam Indonesia yang sebagian besar sudah dikuasai pihak "aseng".
"Saya pesankan pada Pak Iskandar Nurdin dan kawan-kawan yang baru saja saya lantik, untuk memperkuat komunikasi dan koordinasi dengan pihak internal maupun eksternal ICMI.
Mari kita jadikan ICMI ini sebagai rumah besar Ormas Islam Indonesia untuk sama-sama kita menghadapi tantangan yang saya kemukakan tadi", ajak Taqwaddin, Ketua ICMI Aceh yang sehari-hari berprofesi sebagai Hakim Ad Hoc Tipikor dan Akademisi Hukum USK.
Pj Walikota Banda Aceh, Ade Surya dalam sambutannya menyampaikan selamat kepada Pak Iskandar Nurdin dan semua pengurus lainnya, termasuk Dewan Pakar dan Dewan Penasihat.
"Saya memberi apresiasi kepada Pak Iskandar yang bisa menghidupkan kembali ICMI Kota Banda Aceh setelah sepuluh tahun vacuum. Semoga ICMI Banda Aceh dapat memerankan eksistensinya secara inspiratif dan tranformatif", ungkap Pj Walikota Banda Aceh secara rileks.
Acara pelantikan yang berlangsung meriah dan dihadiri ratusan orang baik dari unsur forkopimda maupun dari undangan lainnya, dipadukan dengan seminar yang menghadirkan narasumber populer di Aceh, yaitu Prof Humam Hamid, Sosiolog USK yang aktif menulis di Kupi Beungoh Serambi Indonesia, Prof Apridar, Guru Besar Ekonomi yang juga Ketua Dewan Pakar MPW ICMI Aceh, dan Prof Rajuddin, Sekretaris ICMI Aceh yang juga Profesor Sub-spesialis Kandungan.
Ketiga narasumber tersebut menyampaikan materi terkait fakta kemiskinan, pendidikan, dan kesehatan Aceh. Terkait ketiga hal ini Prof Humam Hamid mempertanyakan, "ada apa dengan Aceh, mengapa kita tertinggal jauh dari hal-hal yang diungkapkan oleh Prof Rajuddin dan Prof Apridar.
Menurut kami, ICMI seluruh Aceh harus segera bangkit dengan sumberdaya manusia yang mumpuni yang ada di dalamnya harus memberi kontribusi nyata untuk mempercepat kemajuan Aceh.
ICMI seluruh Aceh tidak boleh diam, tapi harus membantu memberikan sumbangan pikiran untuk sama-sama mewujudkan Aceh mulia menuju Indonesia Emas 2045", tutup Prof Humam tengah malam tadi.