Menu Atas

Iklan

Iklan- Scroll ke bawah untuk melanjutkan

,

Masyarakat Lhokseumawe Menanti Pemimpin Yang Ideal

Minggu, 5/05/2024 WIB Last Updated 2024-05-06T15:24:22Z
Farhan Zuhri Baihaqi

LHOKSEUMAWE - Diksi "Ideal" berasal dari kata dalam bahasa Yunani yaitu idea, yang memiliki arti dalam bahasa i ndonesia sebagai sebuah visi atau kontemplasi. Plato, salah satu tokoh filsafat Yunani, menggunakan istilah ideal untuk menunjukkan ide-ide kekal yang setiap ide tersebut mempunyai kesempurnaan jenis


Istilah ideal, pada masa sekarang, digunakan untuk menunjukkan sebuah bentuk sikap mempertahankan aspek valuasional dunia, sedangkan aspek epistemologis dan aspek metafisis dalam istilah ideal telah diabaikan. ini merujuk pemaknaan dari Wikipedia.


Sedangkan dalam kamus Merrianwebster.com mengambarkan Ideal sebagai "Standar Kesempurnaan"


Sedangkan Pemimpin Ideal  merupakan pemimpin yang masuk dalam standar kesempurnaan pada penilaian Masyrakat secara Komprehensif.


Berangkat dari definisi tersebut, inview.id mewawancarai Farhan Zuhri Baihaqi yang merupakan Koordinator Komunitas Teluk Samawi, ia berpendapat tentang Pemimpin (Calon Walikota dan Wakil Walikota) Ideal di Kota Lhokseumawe dalam beberapa poin. 


Menurutnya, Standar yang sangat penting bagi Calon Pemimpin di Kota selain taat dan patuh pada perintah Ilahiyah dan Baginda Nabi adalah mempunyai kredibilitas yang tinggi. karena syarat tersebut mutlak berlaku dalam sistem Pemilihan Terbuka seperti Pilkada. 


jadi bagaimana seorang Calon Pemimpin bisa terpilih tanpa Kredibilitas. Pemilihan Pileg dan Pilkada itupun berbeda, dan pemilih tentu juga bisa membedakan standar Calon Legislatif dan calon Pemimpin Eksekutif. Kredibilitas yang dimaksud adalah view masyarakat terhadap calon pemimpin tersebut selama ini.


Setelah calon Pemimpin tersebut dianggap kredibel, Standar selanjutnya yaitu mempunyai Visi dan Misi yang kongrit setelah menerjemah berbagai permasalahan yang ada di Kota Lhokseumawe. Jadi, Standar yang tak kalah penting, Calon Pemimpin mengimput narasi dari masyarakat atas berbagai persoalan yang fundamental. 


Standar selanjutnya yaitu calon Pemimpin harus cakap berkomunikasi dengan seluruh Stakholder yang ada di kota ini. Ini bukan persoalan lobi-lobi dengan Partai saja, tapi Komunikasi ini bersifat Vertikal dan Horizontal. 


Nah, catatan yang penting pula tentu harus kita pahami bersama adalah, memilih Pemimpin itu sebuah aksi kontestasi yang terikat dengan waktu teretntu. Jadi Standar yang menyempurnakan Standar yang lain sebagai seorang calon pemimpin adalah membuka peluang Kolaborasi dengan kontestan yang kalah dalam membangun kota ini. 



Ikuti Kami di Google News