Dalam pertemuan yang berlangsung di kantor Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Ankara, Sabtu (4/5/2024), turut dihadiri juga para diaspora dan perwakilan mahasiswa Indonesia di Turki.
Berbagai isu terkait hubungan kerjasama Indonesia dan Turki menjadi pembahasan utama dari pertemuan yang berlangsung penuh keakraban tersebut.
Dari keterangan tertulis yang disampaikan H. Sudirman atau Haji Uma, kerjasama antara Indonesia dan Turki yang saat ini berjalan antara lain ekspor oil benang dan beberapa komoditas lain serta pembuatan kenderaan dan pesawat tempur.
Namun dari sisi komoditas bahan baku hasil bumi belum lah maksimal seperti oil yang masih kalah jumlah dari pasokan Malaysia.
Karena itu, Haji Uma mendorong agar peran duta besar lebih di optimalkan untuk terus menumbuh kembangkan serta meningkatkan kepercayaan pengusaha dan pemerintah Turki sehingga berdampak terhadap kerjasama investasi kedepannya.
"Kita mendorong peran kedutaan besar di Turki guna terus nelakukan sosialisasi dan lobi guna meningkatkan rasa kepercayaan para investor serta pemerintah Turki untuk berinvestasi di Indonesia", ujar Haji Uma.
Haji uma menambahkan, komoditas hasil pertanian dan perkebunan di Aceh serta Indonesia umumnya kerap mengalami fluktuasi harga dan tak jarang merugikan petani karena anjloknya harga, misalnya pinang. Karena itu, perluasan pasar global akan membantu stabilitas harga.
"Anjloknya harga komoditas menyedihkan bagi petani pinang. Karena itu, perlu untuk optimalisasi dan perluasan pasar global agar salah satunya membantu stabilitas harga", imbuhnya.
Sebagai informasi, selain pertemuan dengan Kedubes Indonesia di Turki, delegasi PURT DPD RI sebelumnya juga telah melakukan rapat kerja dengan parlemen Turki.
Agenda utama dari pertemuan tersebut bertujuan untuk memperkuat kerjasama antara parlemen Indonesia dan Turki serta saling tukar informasi terkait sistem tata kelola anggaran parlemen kedua negara.{**}