Menu Atas

Iklan

Iklan- Scroll ke bawah untuk melanjutkan

,

Tim Penginput Data Aset Muhammadiyah Aceh hampir Rampung Dalam Penginputan Data

Tim Redaksi
Sabtu, 3/23/2024 WIB Last Updated 2024-03-23T10:26:32Z
INVIEW.ID I BANDA ACEH - Tim Penginput Data Aset Muhammadiyah Aceh hampir rampung melakukan penginputan data aset berupa tanah beserta isi di atasnya ke dalam aplikasi database yang dirancang oleh Tim Riset Aset dan Tanah Muhammadiyah dari Universitas Muhammdiyah Aceh beberapa waktu lalu.

Ketua Tim Penginput Data Yoyon Novanta menyampakan hasil sementara dari data yang telah diinput selama dua hari ini. “Data-data ini sangat luar biasa dan detail sehingga bisa memperlihatkan secara jelas aset Muhammadiyah berupa tanah, isi di atasnya beserta seluruh nilai ekonomi aset tersebut secara lebih meyakinkan,” jelas Yoyon.

Hingga sore ini, data yang telah diinput sudah 80% dengan nilai ekonomi mencapai Rp700 miliar lebih. Jika data ini selesai diprediksi, maka total aset Muhammadiyah diperkirakan mencapai Rp1 triliun di tahun 2024 ini.

“Berdasarkan data yang kami himpun saat ini, dengan tingkat data yang diinput 80%, nilai asetnya sudah mencapai Rp700 miliar lebih, sisanya kami perhatikan sekilas masih sangat banyak, kemungkinan mencapai Rp1 triliun nilainya,” Katanya 

Dari total nilai aset tersebut, terdiri dari hampir 500 titik lokasi tanah milik Muhammadiyah se-Aceh dengan berbagai pengelompokan tanah seperti status tanah beli, wakaf, hibah dan lain-lain beserta informasi kepemilikan tanah tersebut yang disertai dengan bukti-bukti autentik legalitas hukum tanah di setiap titik.

Kami perkirakan tanah Muhammadiyah Aceh ini luas totalnya mencapai lebih satu juta meter persegi, dari segi titik lokasinya, yang paling banyak terdapat di Kabupaten Aceh Barat Daya mencapai 29% dari total jumlah titik lokasi tanah Muhammadiyah se-Aceh dengan ukuran bervariasi, disusul Kabupaten Bireuen 12% dan Aceh Singkil 10%," Ujarnya Yoyon 

Selanjutnya, untuk luas tanah di Kota Subulussalam mencapai 28,5% dari jumlah luas total, disusul Aceh Singkil 21,5%, dan Aceh Barat Daya 12%.

Ketua Majelis Pendayagunaan Wakaf Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Aceh, Nurul Bahri, didampingi Sekretaris MPW, Nuzulman, menyambut baik upaya tim yang bekerja keras menyelesaikan proses pendataan ini sehingga ke depan Muhammadiyah akan lebih mudah mengelola asetnya dan dapat mengidentifikasi di mana aset-aset yang masih diperlukan penanganan terkait adanya masalah-masalah legalitas tanah milik Muhammadiyah.

“Alhamdulillah, kami sangat gembira melihat output kerja Tim Pendataan Tanah Muhammadiyah yang diinisiasi oleh Tim Riset dari LP4M Universitas Muhammadiyah Aceh, ini sangat membantu Majelis Pembina Wakaf PWM Aceh untuk berbenah melakukan banyak hal terkait status hukum tanah-tanah milik Muhammadiyah se-Aceh, sekaligus meningkatkan fungsi dan produktivitas tanah tersebut agar kebermanfaatannya semakin dapat dirasakan,” jelas Nurul Bahri.{**}

Ikuti Kami di Google News