Menu Atas

Iklan

Iklan- Scroll ke bawah untuk melanjutkan

,

Sejarah Baru PPP Tidak Lolos Ke Senayan di Pileg 2024

Indonesia View
Kamis, 3/21/2024 WIB Last Updated 2024-03-21T16:18:10Z
Foto Simpatisan PP


Jakarta | Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menghadapi kegagalan yang tak terduga. Partai yang sebelumnya telah berhasil meraih kursi di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia, kali ini gagal melewati ambang batas parlemen atau parliamentary threshold sebesar 4 persen. Hasil pemilu yang ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI pada Rabu (20/3/2024), menunjukkan bahwa PPP hanya mendapat 5.878.777 suara atau 3,87 persen. Jumlah ini menandai penurunan sebesar 0,65 persen dibandingkan dengan Pemilu 2019, di mana PPP berhasil memperoleh 6.323.147 suara atau 4,52 persen, yang kemudian dikonversi menjadi 19 kursi DPR RI.

Pemilu 2024 menjadi sejarah baru yang pahit bagi PPP, karena untuk pertama kalinya sejak Pemilu 1977, partai berlambang Kabah itu gagal mendapatkan kursi di DPR RI. Berikut adalah perjalanan PPP pada Pemilu 2024 hingga dinyatakan terlempar dari Senayan.

Bentuk Koalisi Indonesia Bersatu

Sebagai bagian dari persiapan Pemilu 2024, PPP menjadi salah satu dari tiga partai politik yang paling awal berkoalisi dengan partai politik lain. Tujuh bulan sebelum KPU menetapkan partai politik peserta pemilu pada Mei 2023, PPP bersama Partai Golkar dan Partai Amanat Nasional (PAN) sepakat membentuk Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Pembentukan koalisi ini ditandai dengan pertemuan ketua umum ketiga partai politik pada 12 Mei 2022.

Namun, meskipun menjadi bagian dari koalisi, PPP tidak pernah memunculkan nama pasangan calon presiden atau calon wakil presiden yang akan mereka usung pada pemilu presiden.

Koalisi dengan PDI-P

Ketidakpastian PPP dalam koalisi KIB semakin terlihat ketika partai tersebut justru menyatakan dukungan untuk calon presiden yang diusung oleh PDI Perjuangan, Ganjar Pranowo. Dukungan ini diumumkan lima hari setelah PDI-P mengumumkan akan mengusung Ganjar pada Pilpres 2024. Meskipun begitu, PPP tetap optimis dalam meraih kemenangan.

Merapatnya Sandiaga Uno

Tengah tahun 2023, PPP mendapatkan anggota baru yang cukup berpengaruh, yaitu Sandiaga Uno. Sandiaga, yang sebelumnya terkait dengan Partai Gerindra, memutuskan untuk bergabung dengan PPP. Ia bahkan diusulkan sebagai calon wakil presiden pendamping Ganjar Pranowo. Namun, harapan PPP pupus ketika Megawati Soekarnoputri memilih Mahfud MD sebagai cawapres Ganjar.

Kalah di Pilpres

Meskipun PPP tetap berkoalisi dengan PDI-P untuk mendukung Ganjar-Mahfud, kemenangan tidak ada di pihak mereka. Pasangan tersebut hanya mampu meraih urutan ketiga dengan perolehan suara yang jauh tertinggal dari pasangan Prabowo-Gibran.

Bakal Gugatan Ke MK

Menyikapi hasil yang tidak memuaskan, PPP memutuskan untuk mengajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK). Mereka menegaskan bahwa terdapat selisih suara yang signifikan antara hasil pemilu yang ditetapkan oleh KPU dengan real count internal partai.

Meskipun mengalami kegagalan yang mengecewakan, PPP bersikeras untuk menghormati hasil pemilu sambil tetap berjuang melalui jalur hukum yang tersedia. Sejarah baru yang pahit ini menandai tantangan yang harus dihadapi oleh partai politik dalam mempertahankan eksistensinya di panggung politik Indonesia.[](Red/Inview.id)







Ikuti Kami di Google News