Notification

×

Iklan ok


 


Politik Global Kian Memanas, Kemana Arah Politik Berlabuh?

| Desember 03, 2023 WIB
Ilustrasi Koran Jakarta 



INVIEW.ID | Opini - Malam itu saya berdiskusi dengan caleg DPR Aceh dari partai yang tepat untuk membahas masalah ini, yaitu Gelora. Partai Gelora adalah partai yang memiliki gagasan dan ide-ide global. Anis Matta alumni Lemhannas dan lebih dikenal dengan politisi PKS karena begitu banyak posisi yang pernah dijabat di partai tersebut, akhirnya di pecat karena tidak sejalan dengan ide besarnya. Begitu juga dengan Fahri Hamzah yang kenal dengan Singa Parlemen, mereka ini adalah para pendiri partai. 

Kita membahas soal Politik Global, karena topik ini sangat penting sekali. Fahri Hamzah dalam sebuah diskusi mengatakan, kita butuh pemimpin yang bisa menyelamatkan kita sebagai rakyat dari berbagai ancaman politik global. Misalnya soal Rempang, Rempang itu permainan global, bukan permainan lokal. Tempat pertarungan sumber daya global antara Cina, Amerika dan lain-lain. Namun rakyat Rempang yang menjadi korban. Hal ini terjadi di Jakarta, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, NTB, NTT hingga Papua. 

Calon Presiden 2024 yang paham akan masalah Politik Global Prabowo, Anies juga paham masalah ini, tapi saya ragu karena tidak ada kekuatan selain sipil. Kalau Prabowo tentu saja memiliki keduanya. Namun Prabowo salah dalam memilih wakilnya atau karena ambisius ingin benar-benar menjadi presiden sehingga tidak penting lagi baginya wakil, asal tidak menjadi Capres Abadi. 

Rocky Gerung mengatakan, "Anda bayangkan Gibran dilantik sebagai wapres Prabowo, kemudian terjadi krisis politik di Timur Tengah namun Prabowo tidak bisa menghadirinya. Maka Gibran yang harus mewakilinya, apa yang terjadi? Nol pengetahuan saudara Gibran."

"Sejak dulu bangsa Indonesia dihuni oleh mereka yang berpikir tajam, seperti Jendral Sudirman, Natsir, Aidit, Agus Salim, Soekarno, Hatta, dan yang lainnya." Mereka semua berfikir Internasional apapun itu. 

Hal ini penting kita bahas, karena menjadi penentu rakyat tidak menjadi korban nantinya. Kita tidak ingin negara kita hancur hanya karena salah pilih. Kita bisa belajar dari pengalaman dan negara-negara lainnya. 


Arah politik Internasional saat ini kian memanas, hal ini karena Hamas selama 2 tahun tiarap ke Israel. Hingga Israel bergeser ke Tepi Barat Palestina. Ternyata Hamas tidak tiarap, tapi mempersiapkan segalanya. Sehingga penyerangan secara tiba-tiba dari Hamas telah mempermalukan Israel sebagai negara dengan intelijen terbaik dan teknologi terbaik ternyata bisa runtuh, klaim tersebut bohong besar. Israel tidak ada apa-apanya, hanya pengecut dengan cara membombardir lewat udara tidak berani bermain di darat dengan pasukan Brigade Al-Qassam. 

Hal ini tentu saja merubah arah politik Internasional, saat ini hampir semua negara memihak kepada Palestina. Perubahan politik ini tentu memukul telak Amerika dan sekutunya. Jika terjadi perang dunia ketiga, Indonesia berada dimana? Kemana? Jika tiba-tiba di serang oleh negara lain, Indonesia bagaimana? 

Pertanyaan itu yang harus di jawab oleh para kontestan politik saat ini. Oh kita aman-aman saja karena politik bebas aktif, Ukraina di serang Rusia tiba-tiba, tiba-tiba perang. Karena itu perlu ada persiapan dan para pemimpin tau arah kemana harus membawa rakyat agar tidak menjadi korban dari pertarungan global ini. 

Saya kira itu hal penting, anda sebagai politisi tentu sangat paham akan hal ini. Sebagai politikus Gelora semoga bisa menjadi the next Fahri Hamzah di Senayan, yang menyuarakan suara rakyat bukan suara Partai. 

Kita membutuhkan nyanyian Fahri Hamzah seperti dulu bukan nyanyian saat ini. Nyanyian yang demokratis dan pro rakyat bukan pada dinasti politik. 

Kalau kita bahas soal capres dan cawapres Prabowo dan Gibran memang terlalu mudah untuk di serang oleh lawan. Satu dosa masa lalu, satu dinasti. Cara ampuh dengan merebut suara anak muda. Kata Bintang Emon, anak muda itu tidak mengalami masa lalu dan tidak sempat memikirkan dinasti karena baru kerja, saat-saat mencari jati diri, lagi sibuk dimarahin bosnya. 

Karena itu dibutuhkan konsep agar pasangan ini menang, maka dibuatlah gemoy, gencana, emang boleh, emang boleh se Cipung ini. Konten-konten ini bisa ditanyakan pada Partai Artis Nasional dan Partai Seleb Indonesia, tentu mereka update akan hal ini. 

Mardigu Wowiek mantan shadow, bisa jadi masih sebagai shadow. Prabowo adalah capres yang bisa berada di posisi kedua. Kalau tidak ada yang menang mutlak maka bisa dipastikan putaran kedua dimenangkan oleh Prabowo. Baik itu posisi Ganjar ketiga atau Anies ketiga. Karena suara Ganjar tidak mungkin ke Anies dan suara Anies juga tidak mungkin ke Ganjar. 

Tapi sangat disayangkan saat Prabowo yang paham politik global, tapi absen dalam aksi bela Palestina kemarin, hanya Anies yang hadir. Ini dapat mengirimkan pesan bahwa yang benar-benar peduli dan memiliki empati kepada Palestina hanya Anies. 

Walaupun demikian menurut saya baik Prabowo, Anies maupun Ganjar memiliki cara masing-masing dalam mendukung kemanusiaan dan menentang penjajahan diatas dunia harus dihapuskan. []








Ikuti Kami di Google News

×
Berita Terbaru Update