Menu Atas

Iklan

Iklan- Scroll ke bawah untuk melanjutkan

,

Dipadati Peserta, Kajian Millenial RTA Aceh Utara Bahas Palestina, Ini Hasilnya

Tim Redaksi
Selasa, 11/14/2023 WIB Last Updated 2023-11-15T06:07:18Z
INVIEW.ID I ACEH UTARA - Pengurus Cabang Rabithah Thaliban Aceh (PC RTA) Kabupaten Aceh Utara kembali sukses menggelar kajian millenial di Geureudong Kupi Simpang Rangkaya, Tanah Luas. 

"Alhamdulillah Kajian MIlenial RTA Aceh Utara bulan ini sukses kita laksanakan kembali dengan tema "Ada Apa Dibalik Bumi Palestina?" Yang diisi oleh Dr. Tgk. H. Amri Fatmi, Lc.,MA dan diikuti oleh ratusan peserta," kata Rais Am PC RTA Aceh Utara kepada media ini, Rabu (15/11/2023). 

Acara yang digelar pada Minggu malam (12/11) itu, dipandu oleh Tgk. Murhaban, SH yang pernah di dapuk sebagai MC di tingkat Nasional pada acara pembukaan Penyuluh Agama Islam Award Kemenag RI 2023 di Jakarta, berlangsung lancar dan sukses. 

Tgk. Hafiz Almansuri juga tidak lupa menghaturkan ucapan terimakasih kepada semua pihak. 

"Terimakasih kami haturkan kepada semuanya, para donatur dan simpatisan RTA Aceh Utara yang selalu setia mendukung untuk suksesnya Kajian ini," ucap Dosen Ma'had Aly Babussalam Al Hanafiyah Matangkuli yang akrab disapa Tgk. Hafiz. 

Kajian yang mengangkat tema tentang Palestina bekerja sama dengan Dompet Dhuafa Aceh dan Wadah Inspirasi Berbagi (WIB) ini lanjut Tgk. Hafiz, adalah sebagai bentuk kepedulian terhadap duka yang dirasakan oleh rakyat di Palestina, serta diwarnai dengan penggalangan donasi dan lelang baju. 

Sementara Dr. Tgk. H. Amri Fatmi, Lc., MA, dalam paparan materinya membahaskan tentang peristiwa yang terjadi antara Israel dan Palestina, mulai sejarah dari masa lampau hingga saat ini. 

Dikatakannya, saat ini saudara kita di Palestina telah mampu membangun grand narasi, yakni grand narasi dunia, yang pada saat isu Palestina ini sudah mulai redup, semua orang sudah bosan memikirkan masalah itu karena tidak ada harapan yang lebih baik kedepan. 

"Maka saudara kita di Palestina dengan perjuangan mereka berhasil membangun grand narasi besar ini, yang sangking besarnya grand narasi yang mereka bangun, kita pun ikut membahas masalah ini, bahkan mau mengeluarkan harta kita demi grand narasi mereka itu bisa diperjuangkan," sebut ulama muda asal Aceh Doktor Akidah dan Filsafat lulusan Al-Azhar Kairo Mesir itu diawal penyampaiannya. 

Lebih lanjut, Ust. H. Amri Fatmi menceritakan awal mula gerakan Zionis, tokoh-tokoh Zionisme Theodor Herzl didalam konferensi pertama, mereka mewujudkan sebuah kesimpulan bahwa negara Yahudi ini akan dideklarasikan di Palestina. 

Palestina dibawah khalifah Usmaniyah saat itu tidak memberikan izin walau hanya sejengkal tanah untuk ditempati dan dimiliki oleh Yahudi. 

Karena Theodor Herzl kecewa akibat penolakan izin tersebut, ia mencoba dengan cara menyuap dengan jumlah uang yang menggiurkan, namun sama sekali tidak dikabulkan. 

Akhirnya, Theodor Herzl kembali dan mengatakan negara Yahudi akan dibentuk di pulau Siprus dekat dengan Turki dan Yunani, namun kembali gagal.

Kegagalan tersebut terus berlanjut, bahkan sampai saat mereka kembali merencanakan pembentukan diberbagai negara, seperti Argentina, di Monzambik negara Afrika, hingga Libya. 

Setelah kekalahan Kesultanan Utsmaniyah dalam Perang Dunia I, kemudian Inggris dalam anggapannya mempunyai peluang kembali ingin mewujudkan negara Yahudi di Palestina. 

Sehingga pembesar Zionis bernama Chaim Azriel Weizmann asal kelahiran Rusia, ia melobi selama dua tahun Pemerintah Inggris agar memberi izin kepada mereka menetap di Palestina untuk menjadi negara Yahudi pada tahun 1916.

"Tetapi, upaya mereka juga gagal, akibat banyak kalangan yang tidak setuju, sehingga tidak mendapatkan persetujuan oleh Perdana Menteri Inggris pada masa itu," lanjut Ustadz H. Amri Fatmi. 

Namun pada tahun 1917 terjadilah pergantian Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri Inggris yang bernama Arthur Balfour menulis surat untuk tokoh komunitas Yahudi Inggris bernama Lionel Walter Rothschild, saat itulah berhasil dan mendeklarasikan pembentukan tanah Palestina bagi Yahudi. 

Pada tahun 1920 mulailah para Yahudi seperti dari Eropa mulai berpindah ke Palestina, kemudian banyak dari kalangan Yahudi yang miskin dari Rusia. 

Kemudian mereka dipersenjatai oleh Inggris dan diajarkan militer sehingga dibuatlah kelompok-kelompok militan seperti Haganah dan Irgun, kerja mereka meneror rakyat Palestina. 

Hari kehari penjajahan terus dilakukan, sehingga pada tahun 1948, 30 persen tanah Palestina saat itu mulai dikuasai, dan pada tahun 1948 berhasillah mereka mendeklarasikan negara baru yang bernama Israel ditanah Palestina tersebut. 

"Sehingga bangsa arab mulai marah, seperti Mesir, Yordania, Suriah, lebanon dan Maroko, semua negara ini sepakat akhirnya memerangi negara Israel yang baru terbentuk," tutur Ustadz H. Amri Fatmi. 

Untuk diketahui, kajian tersebut dilanjutkan dengan sesi diskusi tanya jawab, serta diumumkan hasil jumlah donasi yang dilakukan penggalangan dana selama ini di Kabupaten Aceh Utara dengan jumlah Rp. 198.603.000,00.

Terkumpulnya donasi itu berkat kerja sama antara Dompet Dhuafa, WIB, RTA Aceh Utara serta beberapa organisasi lainnya yang tergabung dalam kolaborasi kebaikan Aceh Utara peduli Palestina, diantaranya Kwartir Ranting Gerakan Pramuka Lhoksukon, Remaja Masjid Agung Baiturrahim Lhoksukon.

Kemudian Kampus dan Dema STAI Jamitar Lhoksukon, HIMABA, IKANI, BKM Baitul Mukhlisin Baktiya Barat, BKM Agung Baiturrahim Lhoksukon, Gampong Dayah LB, Muspika Lhoksukon, Muspika Baktiya Barat, H. Jafar Restu Motor Lhoksukon, Yayasan Ibnu Rusyd Cendikia, P3U (SKS), GAP dan Kopiyah Aceh. (Murhaban)