Foto Supriadi, S.Kep Caleg DPRA Dapil 6 Aceh Timur |
INVIEW.ID|ACEH TIMUR - Konflik yang berkepanjangan antara Israel dan Palestina kembali memuncak pada hari Sabtu, 7 Oktober 2023, dan hingga saat ini, Selasa, 10 Oktober 2023, situasinya semakin memanas. Serangan roket dari Israel telah menimbulkan banyak korban jiwa dan luka, sementara berbagai fasilitas umum di wilayah Palestina mengalami kerusakan yang signifikan.
Reaksi terhadap eskalasi konflik ini tidak hanya terbatas pada wilayah Timur Tengah, tetapi juga telah meraih perhatian global. Salah satu yang angkat suara adalah Supriadi, S.Kep, seorang calon legislatif (Caleg) DPRA Dapil 6 Aceh Timur dari Partai Amanat Nasional (PAN).
"Saya terus memantau perkembangan perang antara Israel dan Palestina melalui berbagai sumber berita seperti Al-Jazeera dan Reuters. Peningkatan intensitas konflik ini telah mengakibatkan banyak korban jiwa dari saudara-saudara kita di Palestina. Oleh karena itu, saya berharap agar masyarakat Aceh bisa menyempatkan waktu untuk melaksanakan Shalat Hajat sambil memanjatkan doa untuk keselamatan para warga Palestina," ungkap Supriadi, S.Kep.
Supriadi juga menyerukan solidaritas di antara umat Muslim untuk mendukung kemerdekaan Palestina.
"Mari bersama-sama kita tunjukkan solidaritas kita sebagai sesama Muslim demi kemerdekaan Palestina. Sebagaimana Bung Karno pernah berjanji untuk mendukung kemerdekaan Palestina, maka keselamatan bangsa Palestina adalah utang bangsa Indonesia yang harus dibayar. Kita hanya perlu menjadi manusia yang peduli dan mendukung pembebasan Palestina dari penjajahan Israel," tambah Supriadi dalam wawancara dengan Inview.id.
Sementara konflik ini terus berlanjut, harapan akan perdamaian dan kemerdekaan bagi rakyat Palestina tetap menjadi impian yang menginspirasi banyak individu dan kelompok di seluruh dunia. Masyarakat Aceh dengan mayoritas Islam tentu berdiri bersama dalam mendorong solidaritas untuk terciptanya perdamaian dan kemerdekaan Palestina. Semoga kedamaian dan keadilan dapat segera menggantikan ketegangan dan penderitaan yang telah berlangsung terlalu lama di Palestina.[]