Foto Reuters |
INVIEW.ID | Amerika Serikat akan mengirim beberapa kapal militer dan pesawat tempur lebih dekat ke Israel sebagai bentuk dukungan kepada Israel, kata Menteri Pertahanan Lloyd Austin, dengan Washington. Ia meyakini bahwa serangan terbaru Hamas mungkin termotivasi untuk mengganggu potensi normalisasi hubungan Israel-Arab Saudi.
Para pejuang Hamas mengamuk di kota-kota Israel saat negara itu mengalami hari paling berdarah dalam beberapa dekade terakhir Israel menggempur warga Palestina dengan serangan udara dari Gaza, Sabtu (7/10/2023). Di mana dalam serangan sehari setelahnya, balasan Israel pada Ahad (8/10/2023) dilaporkan ratusan orang tewas di kedua belah pihak.
Setelah serangan balasan Israel, kekerasan yang intens akan terus meningkat serta memicu perang baru di Timur Tengah. Belakangan Amerika Serikat ikut mendukung Israel dengan mengirim kapal dan armada tempurnya ke perairan Israel.
Austin juga menambahkan bahwa Amerika Serikat akan memberikan amunisi kepada Israel, dan bahwa bantuan keamanannya akan mulai bergerak pada hari Ahad ke wilayah Israel. "Pentagon juga akan menambahkan jet tempur ke wilayah tersebut," kata Austin.
Presiden AS Joe Biden mengatakan kepada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada hari Ahad, bahwa bantuan tambahan untuk Pasukan Pertahanan Israel sedang dalam perjalanan ke Israel. Dan lebih banyak lagi yang akan menyusul dalam beberapa hari mendatang, kata Gedung Putih setelah telepon mereka.
Austin mengatakan bahwa dia memerintahkan untuk memindahkan kelompok pasukan kapal induk lebih dekat ke Israel, yang mencakup kapal induk Ford dan kapal-kapal yang mendukungnya. "Saya telah mengarahkan pergerakan Gugus Tempur Kapal Induk USS Gerald R Ford ke Mediterania Timur," katanya dalam pernyataannya.
Serangan oleh Hamas yang diluncurkan pada Sabtu dini hari itu merupakan serangan terbesar dan paling mematikan ke Israel sejak Mesir dan Suriah melancarkan serangan mendadak dalam upaya merebut kembali wilayah yang hilang dalam perang Yom Kippur 50 tahun yang lalu.
"Tidak mengherankan jika salah satu motivasinya adalah untuk mengganggu upaya-upaya untuk menyatukan Arab Saudi dan Israel, bersama dengan negara-negara lain yang mungkin tertarik untuk menormalkan hubungan dengan Israel," ujar Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken kepada CNN pada hari Ahad.
Hamas pada sehari sebelumnya mengatakan bahwa serangan tersebut didorong oleh apa yang disebutnya sebagai peningkatan serangan Israel terhadap warga Palestina di Tepi Barat, Yerusalem, dan terhadap warga Palestina di penjara-penjara Israel.
Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh telah menyoroti ancaman terhadap Masjid Al-Aqsa di Yerusalem, kelanjutan blokade Israel di Gaza dan normalisasi Israel dengan negara-negara di wilayah tersebut.
Netanyahu bulan lalu mengatakan bahwa ia yakin negaranya berada di puncak perdamaian dengan Arab Saudi, dan memprediksi bahwa langkah tersebut dapat membentuk kembali Timur Tengah.
Arab Saudi, rumah dari dua tempat suci umat Islam, telah lama bersikeras bahwa Palestina harus memiliki hak untuk menjadi negara sebagai syarat untuk mengakui Israel - sesuatu yang telah lama ditentang oleh banyak anggota koalisi religius nasionalis Netanyahu.
Amerika Serikat pada hari Ahad, mengatakan bahwa upaya normalisasi Saudi-Israel harus terus berlanjut meskipun ada serangan
"Kami pikir akan menjadi kepentingan kedua negara untuk terus mengupayakan kemungkinan ini," kata Deputi Penasihat Keamanan Nasional AS Jon Finer kepada Fox News Sunday.[]
Sumber: Republika