INVIEW.ID I BANDA ACEH - Pemerintah Aceh kerjasama Yayasan Aceh Hijau dan Unicef Aceh, gelar table top simulation rencana kontingensi air minum, penyehatan lingkungan dan sanitasi Aceh bencana banjir di Aula Kantor Bappeda Aceh, Selasa (31/10/2023).
Project Manager Program SEE4WASH Yayaysan Aceh Hijau, Herawati menjelasakan, rangkaian kegiatan table top simulation (TTS) berlangsung selama 3 hari dimulai tanggal 31 Oktober sampai dengan 2 November 2023.
"Kegiatan TTS melibatkan 26 pemangku kepentingan di Provinsi Aceh dan perwakilan Kabupaten/Kota, baik dari institusi pemerintah maupun non pemerintah yang terlibat aktif dalam penanganan sektor AMPL di masa darurat," ungkap Herawati.
Project Manager Program SEE4WASH Yayaysan Aceh Hijau, menjelasakan, kegiatan yang berlangsung selama 3 (tiga) hari ini akan di bagi menjadi 3 bagian, yaitu sesi diskusi dan desiminasi dokumen Rencana Kontigensi (Renkon) AMPLS Aceh yang ditujukan untuk menjaring masukan terhadap dokumen yang telah disusun.
Dalam menyempurnakannya serta mendesiminasikannya kepada peserta, diskusi draft dokumen kebijakan Renkon AMPLS Aceh yang ditujukan untuk mendapat masukan terhadap draft Pergub Renkon AMPLS Aceh yang telah disusun sebelumnya dan pelaksanaan TTS yang ditujukan untuk ujicoba implementasi Renkon AMPLS secara sederhana dan sistematis.
Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Aceh (Kalak BPBA) yang diwakili Sekretaris BPBA, Ir. Muhammad Syahril, MM, saat sambutannya menjelaskan, berdasarkan dokumen kajian risiko bencana Aceh tahun 2021-2025, terdapat 14 potensi bencana di Aceh diantaranya bencana banjir yang berpotensi memberikan kerugian korban jiwa, harta benda, kerusakan lingkungan dan dampak psikologi.
"TTS AMPLS yang akan dilaksanakan dalam kegiatan ini, merupakan suatu latihan yang bertujuan mengidentifikasi peran dan fungsi kita masing-masing dalam menghadapi bencana khususnya banjir karena rencana kontigensi yang telah disusun ini berkaitan dengan bencana banjir," terang Syahril.
Sekretaris BPBA, berharap, setelah dokumen ini sudah di Pergub kan, akan semakin jelas siapa berbuat apa dan mekanisme penanganan bantuan kepada masyarakat terdampak ketika dokumen ini diaktifkan menjadi rencana operasi penanggulangan bencana.
"Air minum, penyehatan lingkungan dan sanitasi merupakan aspek penting, sehingga kedepan dengan adanya dokumen renkon AMPLS ini menjadi salah satu dasar pelaksanaan tugas dan fungsi para pihak, ketika berkolaborasi dalam menanganan bencana khususnya bencana banjir sesuai dengan Rencana kontingensi yang telah disusun bersama oleh tim penyusun," jelas Syahril.
Muhammad Syahril, tak lupa mengucapkan terima kasih kepada Unicef Aceh dan Yayasan Aceh Hijau, yang telah berkolaborasi dalam menyiapkan dokumen Renkon AMPLS semoga kerjasama seperti ini dapat terus ditingkatkan karena Aceh merupakan laboratorium bencana sehingga kesiapan-kesiapan dalam mitigasi dan penanganan darurat bencana, semakin baik dilaksanakan oleh pemerintah dan para pemangku kepentingan atau pentahelix.
"Setelah pelaksanaan pembukaan di hari pertama pelaksanaan TTS AMPLS Aceh, dilanjutkan dengan Pemaparan dan diskusi publik Renkon AMPLS Aceh yang disampaikan oleh Fazli, SKM, M.Kes, Sub Koordinator Kesiapsiagaan BPBA dan Diskusi Draft Pergub Renkon AMPLS Aceh yang disampaikan oleh Dekstro Alfa.
Kasubag Pengaturan Biro Hukum Setda Aceh serta pada hari kedua dan hari ketiga akan dlanjutkan pembahasan pengembangan skenario banjir dan pelaksanaan TTS yang akan difasilitasi oleh Ikhwan Julmi/Fazli dari BPBA." tutup Herawati.{**}