Menu Atas

Iklan

Iklan- Scroll ke bawah untuk melanjutkan

,

Ija Oen Kayee dan Fashion Di Hari Batik Nasional

Indonesia View
Senin, 10/02/2023 WIB Last Updated 2023-10-02T09:59:07Z

 

Presentasi Ija Oen Kaye Farhan Zuhri, foto ist.



Oleh: Rivan Efendi*

INVIEW.ID | Opini - Setiap tanggal 2 Oktober, Indonesia merayakan Hari Batik Nasional, sebuah momen penting yang memperingati warisan budaya batik yang kaya dan menjadi ciri khas bangsa. 


Pada tahun ini, sorotan khusus jatuh pada UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) yang tak hanya mempromosikan budaya batik, tetapi juga mewujudkan keberlanjutan dan pemberdayaan masyarakat. Salah satu UMKM istimewa ini adalah Ija Oen Kayee.


Ija Oen Kayee adalah brand batik ecoprint yang berasal dari Kota Lhokseumawe, Aceh, yang telah berhasil mengukir prestasi di pasar lokal hingga tingkat nasional. Yang membuatnya begitu istimewa adalah bahwa Ija Oen Kayee bukanlah produk dari perusahaan besar dengan teknologi canggih, melainkan hasil kreativitas dari para ibu-ibu di Kota Lhokseumawe.


Menggunakan bahan dasar yang ramah lingkungan seperti kunyit dan dedaunan, Ija Oen Kayee telah sukses bersaing di industri fashion, terutama di wilayah Aceh. Produk batik ecoprint yang unik dan otentik mereka berhasil memikat hati banyak orang dari berbagai kota di Indonesia.


Dibalik kesuksesan Ija Oen Kayee terdapat sosok penting yang telah memberikan dorongan besar bagi kreativitas para ibu-ibu di Kota Lhokseumawe. Sosok tersebut adalah Farhan Zuhri Baihaqi, seorang tokoh filantropi yang juga menjabat sebagai Ketua Lazismu Kota Lhokseumawe.


Pada awal tahun 2020, Lazismu yang dipimpin oleh Farhan mengadakan pelatihan ecoprint yang diikuti oleh sejumlah ibu-ibu di kawasan Kota Lhokseumawe. Teknik cetak dengan pewarna alami ini, meskipun sederhana, mampu menghasilkan motif yang unik. Setelah mengikuti pelatihan ini, sejumlah ibu-ibu pun memiliki inisiatif untuk membuka usaha fashion dengan bahan ecoprint.


Farhan menyatakan bahwa ia memiliki mimpi untuk meningkatkan kreativitas masyarakat di indusri kreativ seperti yang dilakukan oleh para ibu-ibu pelaku UMKM Ija Oen Kayee.


“Saya memiliki impian besar untuk mengubah pola pikir masyarakat Aceh, terutama di Lhokseumawe, agar lebih produktif melalui industri kreatif seperti Eco Print,” ujar Farhan, (2/10)


Farhan Zuhri memberikan dukungan penuh, mulai dari perolehan bahan baku, proses produksi, hingga pemasaran. Bahkan, kerja sama dengan petani kunyit di pedalaman Aceh Utara juga dibangun untuk mendapatkan bahan baku dalam jumlah besar, memberikan manfaat kepada para petani setempat.


“Dengan kreativitas dari para emak-emak ini pun, para petani kunyit menjadi terbantu karena hasil kebunnya langsung kita beli, bahkan terkadang dalam skala besar," lanjut Farhan.


Pada Juni 2023, Ija Oen Kayee menerima penghargaan dari Bank Indonesia sebagai usaha syariah. Penghargaan ini diterima langsung oleh Farhan Zuhri sebagai Ketua Lazismu yang telah memberdayakan UMKM Ija Oen Kayee.


*) Rivan Efendi ialah mahasiswa pada Broadcast Academy AKRB Yogyakarta. Ia memiliki ketertarikan khusus pada kajian self-improvement, sejarah, & politik. Ia juga rutin mengirimkan tulisannya di beberapa media seperti Kumparan, IBTimes, Kompasiana.