Menu Atas

Iklan

Iklan- Scroll ke bawah untuk melanjutkan

,

Rahmat Muhazir Membangun Kesiapan Mental Caleg Menghadapi Pemilu

Tim Redaksi
Minggu, 9/10/2023 WIB Last Updated 2023-09-10T17:27:52Z

 

Penulis: Rahmat Muhazir Ketua Pemuda Muhammadiyah Kota Lhokseumawe


INVIEW.ID I OPINI - Pengumuman Daftar Calon Sementara (DCS) Bakal Calon Legislatif (bacaleg) telah dilakukan oleh Komisi Independen Aceh (KIP) Aceh bersama dengan KIP Kabupaten/Kota se-Aceh pada hari Sabtu (19/8/2023) yang menandakan bahwa tahapan pendaftaran Bacaleg) pemilu 2024 telah rampung dilakukan oleh 18 Partai politik nasional dan 6 partai lokal di Aceh, untuk berkompetesi memperebutkan kursi legislatif baik di tingkat provinsi (DPRA) maupun di tingkat kabupaten/kota (DPRK). 


Terdapat 340 orang bacaleg yang bertarung memperebutkan 81 kursi DPRA, ±650 bacaleg di setiap kabupaten/kota akan mengisi 40-45 kursi DPR Kabupaten dan 20-30 kursi DPR Kota di Provinsi Aceh. 

Berdasarkan angka kasar tersebut, bisa kita bayangkan peluang menang yang sangat tipis dan persaingan yang ketat baik sesama partai (internal) maupun bersaing dengan partai politik yang berbeda. 


Sambil menunggu hasil verifikasi administrasi persyaratan oleh KIP Aceh terhadap kelengkapan berkas bacaleg yang didaftarkan, terlihat dalam beberapa minggu ini beberapa partai mulai melakukan kegiatan pembekalan terhadap bacalegnya baik dalam bentuk Rapat Kerja, Bimbingan Teknis, pendidikan dan latihan, Rapat Konsolidasi, Rapat Koordinasi, Pendidikan Politik maupun silaturahmi kader dengan tujuan bacaleg siap menghadapi pertarungan politik dengan strategi kampanye yang matang dan logistik yang mapan.


Pemilu Umum legislatif (Pileg) adalah momen penting bagi calon legislatif untuk memperjuangkan aspirasi politik mereka. Persaingan yang ketat, kompetitif, tekanan yang tinggi, dan tantangan yang kompleks menjadi bagian tak terpisahkan dari proses ini. Oleh karena itu, selain mendapatkan pembekalan secara fisik oleh Partai Politik, bacaleg juga seharusnya mempersiapkan kesehatan mental dalam menghadapi Pemilu yang penuh tekanan dan ketegangan, dan setiap proses tahapan pemilu yang stressfull. 


Membangun kesiapan mental yang kokoh menjadi kunci kesuksesan para caleg dalam menghadapi pileg. Dengan mempersiapkan diri secara menyeluruh, mengelola emosi dan stres, membangun jaringan dukungan dan menjaga kesehatan fisik dan mental. Seorang caleg dapat menghadapi pemilu dengan lebih baik dengan meingkatkan peluang keberhasilannya. Kesehatan jiwa yang baik akan membantu caleg menjaga keseimbangan emosional, menghadapi tantangan dan tetap fokus pada tujuan politiknya. 


Kesehatan jiwa calon legislatif pada pemilu dampak langsung pada kualitas kampanye dan kesejahteraan jiwa mereka (well-being). Dengan menjaga kesehatan jiwa yang baik, seorang caleg dapat meningkatkan kemampuannya untuk menghadapi tantangan dan tetap fokus pada visi misi politiknya.


Kesiapan mental seorang caleg dalam menghadapi pemilu merupakan hal yang sangat penting. Oleh karena itu, memiliki kesiapan mental yang baik dapat membantu mereka menghadapi berbagai situasi dengan lebih baik. Terdapat beberapa aspek yang perlu dipersiapkan oleh seorang caleg dalam menjaga kesiapan mentalnya saa menghadapi pemilu, diantaranya: 


1. Seorang caleg memiliki visi dan misi yang kuat sebagai landasan dalam berpolitik, Hal ini akan membantu mereka menghadapi berbagai rintangan dan tantangan yang mungkin muncul selama pemilu.


2. Memiliki kesadaran diri terkait kondisi kesehatan jiwa mereka sendiri seperti mengenali tanda-tanda stres kecemasan berlebih, atau masalah psikososial lainnya dengan bantuan diagnosa dan treatment dari profesional.


3. Mempersiapkan diri secara menyeluruh, termasuk pengetahuan tentang isu-isu politik dan sosial yang relevan, peraturan pemilu, dan program-program yang akan mereka usung.


4. Meningkatkan kemampuan manajemen stres yang efektif seperti meditasi, berpikir positif, relaksasi nafas dalam, berzikir, agar tetap tenang dan fokus dalam menghadapi berbagai situasi yang menegangkan dan ketidanyamanan.


5. Membangun jaringan dan dukungan (support system) yang solid dan sehat, bisa terdiri dari tim kampanye, relawan, keluarga dan teman-teman.


6. Memiliki harapan yang realistis dan sikap yang positif terkait target pemilu, karena harus adanya kesadaran bahwa hasilnya tidak selalu dapat diprediksi dan bahwa kegagalan adalah bagian dari proses politik.


7. Menjaga keseimbangan antara pekerjaan kampanye dan waktu istirahat (work life balanced), menjalani pola makan yang sehat, berolahraga secara teratur.


8. Memiliki kemampuan komunikasi yang baik dalam berinteraksi dengan pemilih, media, dan para pendukung.


9. Perencanaan dan manajemen waktu yang baik dalam menetapkan prioritas dan efisiensi; dan yang terakhir memelihara kesehatan fisik (self care) seperti menjaga asupan nutrisi yang seimbang, pola tidur dan menghindari kebiasaan yang merusak (destructive habit).


Sistem Pemilu yang sehat jiwa

Selain hal-hal tersebut diatas yang perlu dipersiapkan oleh diri caleg sendiri, seharusnya pemerintah, penyelenggara pemilu, partai politik, ormas dan sektor yang terkait perlu meyiapkan suatu sistem pemilu yang sehat jiwa (safety and healthy climate) sebagai upaya memperhatikan kesehatan jiwa para kontestan pemilu.


Sistem pemilu yang sehat jiwa dapat memuat sistem pendukung dan bantuan yang dapat diakses oleh para caleg mencakup layanan konseling atau dukungan psikologis yang available. Kedua memberikan pelatihan dan pemahaman yang tepat kepada caleg tentang pentingnya menjaga kesehatan jiwa dan melatih keterampilan atau kemampuan mekanisme koping yang diperlukan dalam menghadapi konflik yang mungkin timbul. Ketiga, menciptakan lingkungan yang mendukung untuk mengurani faktor-faktor penyebab stres yang tidak perlu, memberikan dukungan tim.


Mendorong budaya kerja yang seimbang dan tersedianya fasilitas seperti ruang relaksasi, meditasi dan lainnya. Selanjutnya, penting untuk melakukan evaluasi terhadap regulasi pemilu yang ada untuk memastikan bahwa mereka tidak memberikan tekanan yang berlebihan diatas bahu caleg. 


Regulasi yang realistis dan proporsional dapat membantu mengurangi beban dan tekanan yang dialami dalam setiap tahapan pemilu yang dijalani. Implementasi sistem pemilu yang memperhatikan kesehatan jiwa para peserta pemilu merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, lembaga pemilu, partai politik dan masyarakat umum dengan tujuan dapat terciptanya lingkungan yang mendukung dan mendorong partisipasi politik yang sehat dan berkelanjutan.


Secara keseluruhan, membangun kesiapan mental para caleg melibatkan serangkaian langkah yang holistik. Visi yang kuat, persiapan menyeluruh, manajemen stres atau mengelola emosi, support system yang menguatkan, harapan yang realistis dan sikap positif, dan menjaga kesehatan fisik menjadi pilar yang penting dalam membangun fondasi kesiapan mental yang kokoh. 


Dengan kesiapan mental yang baik, para calon wakil rakyat dapat menghadapi kontestasi politik dengan kepercayaan diri, ketahanan, dan fokus yang memadai untuk mencapai tujuan politik mereka. Salam sehat jiwa. Fastabiqul Khairat(Riz/Red)