INVIEW.ID I TAKENGON - Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) laksanakan Workshop Penguatan Tim Pengkajian Kebutuhan Pascabencana (Jitupasna) Aceh di Hotel Lingle Land Takengon Kabupaten Aceh Tengah selama 3 (tiga) hari sejak 23-25 Agustus 2023.
Kepala Pelaksana BPBA, Dr.Ir. Ilyas, MP saat sambutan tertulisnya yang disampaikan oleh Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan, Bobby Syahputra, SE, M.Si sekaligus membuka acara mengatakan Pengkajian Kebutuhan Pascabencana (Jitu Pasna) adalah suatu rangkaian kegiatan pengkajian dan penilaian akibat, analisis dampak dan perkiraan kebutuhan yang menjadi dasar bagi penyusunan Rencana Rehabilitasi dan Rekonstruksi ( R3P). Rabu (23/8).
Selanjutnya Bobby Syahputra mengungkapkan melalui kegiatan Workshop Penguatan Tim Jitupasna Aceh ini dapat melatih para peserta yang terdiri dari BPBD 23 Kabupaten/kota, BPBA dan instansi terkait mampu menghitung jumlah kerusakan dan kerugian pada suatu daerah terkena bencana dengan baik dan benar karena hasil dari perhitungan kerusakan dan kerugian tersebut sangat diperlukan untuk usulan Rehabilitasi dan Rekonstruksi pada daerah terkena bencana.
Bobby Juga mengharapkan dengan adanya pelatihan ini, edukasi mengenai penanganan bencana, khususnya untuk pascabencana bisa dipahami oleh peserta.
Baca Juga: booth-bpba-menarik-perhatian-pengunjung.html
“Jitupasna ini menjadi bentuk sinergi setiap pihak. Hasil dari pelatihan ini pastinya akan sangat membantu ketika penanganan pascabencana di lapangan nanti,” ungkapnya
“Besar harapan kami atas perhatian peserta, fasilitator, panitia selama kegiatan ini berlangsung dapat memberikan kontribusi secara aktif dan bersemangat,” ujarnya.
Kabid Rehabilitasi dan Rekontruksi BPBD Aceh Tengah, Ivan Ibrahim pada kesempatan lain mengucapkan syukur dan terimakasih atas kepercayaan Pemerintah Aceh melalui BPBA yang telah melaksanakan kegiatan workshop di daerahnya dan berharap workshop jitupasna Aceh akan memberikan dampak positif dan peningkatan kapasitas bagi kemajuan Aceh kedepannya dalam menghadapi ancaman bencana.
Lebih lanjut, Ivan menyatakan analisis dampak melibatkan tinjauan keterkaitan dan nilai agregat dari akibat-akibat bencana dan implikasi umumnya terhadap aspek-aspek fisik dan lingkungan perekonomian, psikososial, budaya, politik dan tata pemerintahan.
Sementara itu Kepala Seksi Rekonstruksi BPBA sekaligus Ketua Panitia Pelaksana Workshop Jituspasna Aceh, Mukhsin Syafii, ST,MT melaporkan bahwa Workshop dihadiri oleh 52 peserta perwakilan dari Instansi/Lembaga terkait di Provinsi Aceh yang merupakan Tim Jitupasna Aceh dan perwakilan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di 23 Kabupaten/Kota dan SKPA
Kegiatan ini menghadirkan 2 orang Narasumber dari BNPB secara offline dan Zoommeting langsung dari kantor deputi RR BNPB bapak Jarwansah (putra Aceh) dan dari akademi Prodi ilmu komunikasi Fisipol USK Dr. Rahmawati dan dari narasumber BPBA serta BPBD kabupaten Aceh Tengah.
Lebih lanjut Mukhsin menyampaikan dari 6 orang narasumber yang dihadirkan pada workshop Jitupasna Aceh, akan menyampaikan materi antara lain penyelengaraan penanggulangan bencana dinamika kelompok, manajemen pemulihan pasca bencana, Konsep Pengkajian Kebutuhan Pasca Bencana,
dilanjutkan pembahasan dan contoh perhitungan kerusakan, kerugian dan kebutuhan untuk 5 sektor yaitu permukiman, infrastruktur, sosial, ekonomi dan lintas sektor serta penyusunan rencana rehabilitasi dan rekontruksi pasca bencana (R3P) dan bimbingan penyusunan proposal rehabilitasi dan rekontruksi disampaikan langsung oleh deputi RR BNPB melalui zoom meeting dan diakhiri dengan evaluasi ujian postest.
Setelah semua materi disampaikan selanjutkan peserta beserta panitia dan narasumber melakukan kunjungan lapangan ke salah satu lokasi terdampak bencana untuk praktek simulasi perhitungan kaji cepat kebutuhan,kerusakan dan kerugian yang dialami masyarakat dan untuk melihat langsung contoh rumah yang dibangun kembali oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Aceh dan Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah. (HJ)