Notification

×

Iklan ok


 


Alasan Warga Tolak Proyek Geothermal Poco Leok, Flores NTT

| Juni 22, 2023 WIB

Beberapa perempuan terlibat dalam perdebatan dengan seorang polisi yang mengawal proses pengukuran lahan proyek geothermal Poco Leok. (Dokumentasi Floresa)


Flores | Ketegangan kembali terjadi di sekitar wilayah Lingko Tanggong, lahan ulayat milik warga Kampung Lungar, Poco Leok sejak Selasa, 20 Juni 2023.


Puluhan warga adat dari Kampung Lungar, Tere, Rebak, Racang, Mucu, dan Cako menghadang petugas PT Perusahaan Listrik Negara [PLN], Badan Pertanahan Nasional [BPN], juga kelompok warga pro proyek geothermal yang hendak melakukan pematokan lahan di tanah ulayat tersebut, yang sebelumnya sudah ditetapkan sebagai salah satu titik pengeboran yaitu well pad D.


Proyek geothermal di Poco Leok, wilayah yang mencakup 14 kampung adat di tiga desa, dikerjakan oleh PT PLN, dengan pendana Bank Jerman Kreditanstalt für Wiederaufbau (KfW).


Ini merupakan proyek perluasan Pembangkit Listrik Panas Bumi [PLTP] Ulumbu  yang beroperasi sejak tahun 2012 dan menghasilkan 10 MW energi listrik.


Proyek di Poco Leok, yang berlokasi sekitar tiga kilometer ke arah timur Ulumbu, direncanakan akan menghasilkan energi listrik 2×20 MW.


Dalam beberapa hari terakhir, PT PLN mengintensifkan upayanya menggolkan proyek itu, termasuk dengan memberikan bantuan babi kepada keluarga-keluarga di Lungar.


Sementara itu,  berita-berita terkait dukungan terhadap proyek itu, termasuk dari Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat, dipublikasi secara serentak dengan narasi sama di berbagai media lokal dan nasional.


Di sisi lain, sebagian warga Poco Leok terus melakukan aksi protes terhadap proyek ini.


Mereka bahkan telah mendatangi lokasi proyek geothermal yang gagal di Mataloko, Kabupaten Ngada, dengan melihat lubang bekas pemboran ditinggalkan, sementara lumpur panas meluap sampai 500 meter hingga 1 km dari titik bor, dekat dengan kampung dan merusak sawah, jagung, ubi jalar dan hasil pangan lain milik warga.


Kekhawatiran terhadap dampak proyek itu bagi kehidupan mereka, termasuk lahan pertanian, juga terhadap bencana yang mungkin timbul seperti dalam kasus di Mataloko itu terus menjadi alasan utama penolakan warga Poco Leok.


Warga terus berjaga di lokasi setidaknya selama kurang lebih dua minggu terakhir, sejak 9 Juni.

×
Berita Terbaru Update